background

Friday, December 2, 2011

Trip To Pontianak (Part 1)

Setelah kota Yogyakarta, mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB angkatan 2008 kembali melakukan perjalanan field trip (dalam bahasa arsitekturnya, ekskursi) ke Pontianak, Kalimantan Barat. Berbeda dengan kesempatan sebelumnya yang lebih mengutamakan studi dan peninjauan terhadap lanskap-lanskap bersejarah atau landmark kota, kali ini perjalanan dilakukan dalam rangka survey atau pengambilan data untuk tugas mata kuliah Perencanaan Lanskap di semester 7. 

Penerbangan dimulai pada pukul 6 pagi. Kami berangkat dari kampus pada sekitar pukul 3 lebih, tidak sesuai dari jadwal keberangkatan semula pada pukul 2. Saat itu suasana cukup menegangkan oleh karena masih terdapat beberapa rekan yang belum kunjung tiba, namun suasana pun kembali cair ketika bus mulai meluncur pergi tanda seluruh mahasiswa telah hadir. 

Field trip kali ini akan menjadi perjalanan yang tidak akan terlupakan. Melakukan penerbangan bersama teman-teman satu angkatan, pergi ke luar pulau, dan kesempatan ini akan menjadi perjalanan studi terakhir bersama mereka, mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 2008. 

Bandara Seokarno-Hatta menjadi lokasi awal keberangkatan kami. Sempat terbayang tatanan lanskap bandar udara internasional tersebut yang pernah dilakukan sayembara terhadapnya, salah satu rekan kami bahkan pernah turut serta mengikuti sayembara ini. Pesawat bersiap-siap untuk lepas landas, terlihat beberapa pesawat lain melintas, salah satunya adalah Korean Air (aigoo..bring me into that plane >o<). 

Perjalanan di dalam pesawat menuju bandara Supadio di Pontianak kami tempuh sekitar 1,5 jam. Lanskap Sungai Kapuas terlihat jelas dari atas udara, dengan daerah hulunya lebih banyak dipenuhi vegetasi, sedangkan daerah hilir telah dipenuhi oleh area pemukiman yang menyebabkan kondisi sungai yang berbeda di antara keduanya. Kesan pertama ketika seseorang pertama kali tiba di sebuah bandara di daerah lain akan mencerminkan kondisi kawasan tersebut secara keseluruhan. Ya, kesan pertama saya ketika memasuki bandara ini adalah gerah, panas, dan terlihat kurang teratur untuk arus keluar pengunjungnya. Terbukti, kota Pontianak adalah kota dengan suhu dan kelembaban udara tertinggi yang pernah saya rasakan. Luasan bandara ini masih dapat tidak begitu besar, sehingga membutuhkan perencanaan baru terhadap kawasan tersebut guna menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna jasa penerbangan. Ternyata mereka sendiri telah memiliki master plan yang terpampang untuk desain baru bagi bandara ini.  

Master plan Bandara Supadio

 Suasana di luar ruangan bandara

 Sclupture bercirikan ukiran Kalimantan

Rumah makan dengan atap ciri khas Kalimantan

All photos were taken with LG Cookie Fresh GS290 mobile phone and edited by Widyastuti Utami on November 19th, 2011

2 comments:

Cute Line Smiley Cute Line Smiley Cute Line Smiley