background

Wednesday, December 28, 2011

Water Color Trial

Gambar ini, begitu saya buat, terinspirasi dari figur malaikat yang berada di kisah-kisah dongeng. Apa yang ia bawa di belakangnya sama sekali tidak terpikirkan, apakah gerangan jenis benda tersebut :O saya pikir seperti sebuah bawang yang mengeluarkan sesuatu dari dalamnya semacam sinar atau kekuatan cahaya. Media alat gambar yang saya gunakan adalah cat air biasa produksi Centrum, made in Malaysia yang terlihat pada labelnya. Masih banyak kekurangan yang perlu saya perbaiki terkait pewarnaan pada gambar ini, masih terlihat seperti crayon dan masih kurang halus.Tadinya ingin saya buat gradasi pada wajahnya, ternyata tidak berhasil dan akhirnya warna jadi merata.

Sunday, December 25, 2011

Maket

Pengalaman pertama membuat maket adalah ketika berada di tingkat dua, tepatnya semester tiga untuk mata kuliah mayor arsitektur lanskap, yaitu Teknik Studio. Akhirnya setelah menempuh semester satu dan dua perkuliahan yang seakan-akan seperti masih belajar di 'kelas 4 SMA' kami pun mulai bisa mempelajari teknik dasar arsitektral mulai dari gambar teknik dasar di atas kertas hingga pembuatan maket. Waktu itu kelompok saya berkesempatan untuk membuat maket kompleks kandang peternakan dari Fakultas Peternakan IPB. Perolehan tapak untuk maket ditentukan melalui undian dengan siteplan yang telah tersedia dari contoh skripsi senior terdahulu. Tugas akhir semester 3 ini kami kerjakan antara bulan Desember 2009 hingga Januari 2010  

Bersama kelompok lain membuat maket
di salah satu tempat kos teman 

Akhirnya maketpun selesai dikerjakan :D



Trip To Pontianak (Part 3)

Setelah tugu replika, pada hari ketiga fieldtrip pun kami akhirnya berkesempatan untuk mengunjungi Tugu Khatulistiwa yang asli yang berlokasi di wilayah kecamatan bagian utara kota Pontianak. Suhu terasa semakin tinggi ketika turun dari bus dan mulai memasuki area tugu. Entah karena suhu saat itu sedang berada pada titik tertingginya berdasarkan waktu atau sugesti oleh karena saat itu kami tengah berada di lokasi titik 0 derajat.  

Perasaan bahagia pun muncul ketika tugu andalan kota Pontianak ini langsung terlihat dari pintu gerbang begitu  memasuki kawasan hingga mulai mendekat ke arah museum dan memasukinya. Kapan lagi bisa berkunjung ke lokasi geografis bersejarah ini selain kesempatan fieldtrip bersama rekan-rekan arsitektur lanskap! :)

 Menuju ke arah tugu dari arah pintu masuk

Tugu Khatulistiwa 

 Ukiran di sudut atas dinding museum

Pembangunan yang dilakukan terhadap tugu telah mengalami perubahan sebanyak 4 kali :
1.Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
2.Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.
3.Pada tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat di dalam gedung.
4.Pada tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
(Dinas Budaya dan Pariwisata Kalimantan Barat, 2010)


Tugu Khatulitiwa sepanjang masa.
Foto-foto ini saya dapatkan dari dalam museum Tugu Khatulistiwa.


1949

1951

1975

1984

1990-2006

Terdapat dua hal yang telah menarik perhatian saya terhadap tempat ini. Pertama, lokasi tugu yang sangat berdekatan dan langsung berhadapan dengan Sungai Kapuas. Perahu-perahu terlihat berlabuh di tepian, seperti tengah berada di dermaga yang cukup besar. Sayang sekali perahu-perahu tersebut terlihat begitu menutupi area tugu, sehingga pemandangan sungai dari dalam area kurang tereksplorasi dengan baik. Sepertinya area tersebut memang digunakan sebagai pelabuhan.

 Pemandangan tugu dari arah taman yang langsung 
berhadapan dengan sungai

Pemandangan sungai dari taman tugu

Selain keberadaan sungai dengan perahu-perahu besarnya yang begitu menarik perhatian, hal lain yang menarik perhatian saya adalah peristiwa terjadinya titik kulminasi yang terjadi dua kali dalam setahunnya, yang sekaligus dapat mengundang perhatian turis untuk melihat secara langsung fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis Khatulistiwa. Peristiwa ini biasa terjadi pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. 

Dokumentasi peristiwa terjadinya titik kulminasi

All photos were taken with LG Cookie Fresh GS290 mobile phone on November 20th, 2011 and edited by Widyastuti Utami 

Trip To Pontianak (Part 2)

Kami pun tiba di kota Pontianak dan menginap di sebuah penginapan asrama haji yang kiranya cukup jauh dari ekspektasi kami sebelumnya yang berharap persis seperti kondisi asrama tempat kami menginap di Yogyakarta. Cuaca panas yang menyengat dan lembab membuat kami sempat kurang merasa semangat dan memerlukan istirahat sejenak. 

Perjalanan di hari pertama pun dilanjutkan dengan mengunjungi dua lokasi berbeda, yaitu contoh kondisi rawa gambut yang berada di pinggir jalan serta taman kota, tempat di mana diletaknnya replika dari Tugu Khatulistiwa.

Sungai yang mengalir di bawah jembatan

Parit di tepi jalan

Pengamatan rawa

Lahan gambut yang digunakan untuk perkebunan

Usai mengamatai contoh dari kondisi lahan rawa gambut, kami pun diajak untuk mengunjungi sebuah taman kota di mana di dalamnya berdiri sebuah replika tagu khatulistiwa yang berada di tengah kolam. Awalnya, sempat saya kira tugu ini adalah yang asli,ternyata dugaan saya salah. Tugu yang asli berada di seberang Sungai Kapuas dari lokasi taman ini. 

 Replika tugu terlihat dari plaza dekat jalan raya

 Tenda promosi operator seluler yang cukup mengganggu
tatanan lanskap taman kota 

 Replika Tugu Khatulistiwa

 Pemandangan Sungai Kapuas dari dalam area taman kota

 Pengunjung yang tidak lain adalah para mahasiswa 
Arsitektur Lanskap IPB :)

Taman yang diberi pagar

All photos were taken with LG Cookie Fresh GS290 mobile phone on November 19th, 2011 and edited by Widyastuti Utami

Sunday, December 11, 2011

My Korea Winter Story : Place, Fashion, and Romance


Musim dingin di Korea Selatan telah menjadi sebuah momen yang paling ditunggu-tunggu bagi para penduduk setempat sekaligus turis asing untuk menikmati suasana kota berselimutkan salju yang begitu menarik perhatian dan romantis. Kombinasi antara nilai tradisional dan tatanan lanskap perkotaannya telah mampu menciptakan suasana kontemporer kawasan negeri ginseng ini. Meskipun belum sempat menginjakkan kaki pada sebuah negeri di mana Raja Sejong pernah memerintah ini, namun berbagai informasi dan pengetahuan yang telah saya dapatkan melalui film, serial drama, serta berbagai liputan mengenai Korea Selatan, khususnya musim dingin di dalamnya secara tidak langsung telah memberikan suatu pengalaman menarik dan tidak terlupakan bagi saya.

Melalui apa yang telah saya dapatkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga hal utama yang dapat menarik perhatian momen musim dingin di Korea Selatan yaitu place, fashion, dan romance.

Place dapat menyangkut lokasi-lokasi menarik yang dapat dikunjungi, seperti musim dingin di Hanok Village, festival musim dingin di Cheonggyecheon River, Yongpyong Ski Resort, dan musim dingin di Nami Island (lokasi shooting Winter Sonata). Pemilihan lokasi bagi turis asing secara khususnya juga tidak jauh dari pengaruh serial drama maupun film yang pernah mereka saksikan. Banyak dari mereka yang ingin juga menikmati suasana lokasi di mana aktor atau aktris favorit mereka pernah memainkan peran.    

Fashion juga telah menjadi aksen musim dingin yang sangat dicari baik bagi para kaum wanita maupun pria. Coat, blazer, syal, sarung tangan, topi, dan boots yang terlihat begitu catchy dan menarik tak jarang membuat iri kami yang belum pernah merasakan musim dingin di sana sehingga jenis pakaian seperti itu tidak akan cocok digunakan di negara bermusim tropis seperti ini. Seperti drama yang sangat berpengaruh terhadap promosi lokasi rekreasi dan wisata musim dinginnya, fashion yang dikenakan oleh para bintang yang berperan di dalamnya pun sangat menarik perhatian dengan berbagai koleksi produk lokal Korea yang sangat khas. Beberapa serial drama menurut saya yang cukup kental dengan fashion musim dinginnya antara lain Dream High, Marry Stayed Out All Night, My Princess, dan Boys Over Flower. 

Romance, dapat dikatakan bahwa musim dingin adalah musim yang paling romantis dibandingkan dengan ketiga musim lainnya di Korea Selatan. Bagaimana pemandangan salju, suhu udara yang rendah, area ski, alunan musik tradisional maupun KPOP yang mendendangkan lagu tentang love story, coffe shop, dan pasangan-pasangan dengan setelan baju musim dinginnya yang memenuhi berbagai lokasi musim dingin yang romatis telah terintegrasi menjadi sebuah konsep teater alami kawasan yang sangat memikat dengan ekspresi dari elemen-elemen tersebut. Menurut saya, unsur kesan dan suasana menjadi bagian penting di dalam terciptanya nilai romatis pada musim salju di Korea Selatan.

Berlatar pendidikan arsitektur lanskap, membuat saya bermimpi untuk dapat mengunjungi lokasi-lokasi menarik yang belum pernah saya singgahi sebelumnya serta dapat menjadi inspirasi desain sebagai pengalaman bagi pelajaran. Korea Selatan dengan musim dinginnya menjadi lokasi impian saya yang telah lama impikan sejak kelas 3 SMP hingga kini berada di semester 7 bangku kuliah. Cheonggyecheon River adalah lokasi favorit saya dengan lanskap urban ecology-nya, juga Nami Island dengan lanskap natural-nya. Impian yang besar ini membuat saya bersemangat untuk dapat menuliskan apa yang saya rasakan selama ini terhadap Korea Selatan.               

Demikianlah “My Korea Winter Story” dari saya. Semoga impian terbesar saya untuk dapat mengunjungi Korea Selatan dapat terwujud sehingga suatu hari nanti dapat menuliskan pengalaman musim dingin real saya berada di sana dengan pemaparan pengalaman dan tinjauan terhadap keunikan baik lanskap maupun elemen lain di dalamnya secara lebih baik :)

See my article on My Korea Winter Story via FB :)

Wednesday, December 7, 2011

Landscape Planning : The Gallery of Nature

This one is my recent task from Landscape Planning course. The site is an arboretum which is located inside my campus area. The students was separated into two group with different site to be planned, first is this site  that I got and the other one is a land of agriculture for ecotourism near my campus. I choose The Gallery of Nature as my main concept because I want to explore the potential of the trees inside from its architectural characteristic, such as the part of its color, branch, and canopy. Beside, I also make an area to be used as an open gallery to place some artistic works like sculptures from recycling product. Picnic area is also created to accommodate people's need of pleasure to feel the presence of nature. There are two main viewing potential part that I divide into vertical view and horizontal view. Vertical view can be enjoyed by walking on the area that I've planned, seeing the beauty of the trees canopy and branch. Horizontal view can be enjoyed by sitting under the pergolas or gazebo to see the scenery around. There is also a main part here, I want to explore the beauty of Jacarandas which fall around October, inspired from Sakura. 

Something that I forgot to place in this poster is the cross section's line and diagram of the area's connection function. I don't know what will be happened with my final score, but overall I'm satisfied enough with my concept :p


Created by Widyastuti Utami

The Graduation Day

Congratulation buat Rheza Ardiansyah yang tanggal 7 Desember kemarin wisuda :)
Semoga sukses setelah masuk di dunia kerja nanti dan tetep jadi orang yang rendah hati dan pastinya berbakti sama orang tua
chukhahae, oppa... \(^_^)/

Friday, December 2, 2011

Trip To Pontianak (Part 1)

Setelah kota Yogyakarta, mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB angkatan 2008 kembali melakukan perjalanan field trip (dalam bahasa arsitekturnya, ekskursi) ke Pontianak, Kalimantan Barat. Berbeda dengan kesempatan sebelumnya yang lebih mengutamakan studi dan peninjauan terhadap lanskap-lanskap bersejarah atau landmark kota, kali ini perjalanan dilakukan dalam rangka survey atau pengambilan data untuk tugas mata kuliah Perencanaan Lanskap di semester 7. 

Penerbangan dimulai pada pukul 6 pagi. Kami berangkat dari kampus pada sekitar pukul 3 lebih, tidak sesuai dari jadwal keberangkatan semula pada pukul 2. Saat itu suasana cukup menegangkan oleh karena masih terdapat beberapa rekan yang belum kunjung tiba, namun suasana pun kembali cair ketika bus mulai meluncur pergi tanda seluruh mahasiswa telah hadir. 

Field trip kali ini akan menjadi perjalanan yang tidak akan terlupakan. Melakukan penerbangan bersama teman-teman satu angkatan, pergi ke luar pulau, dan kesempatan ini akan menjadi perjalanan studi terakhir bersama mereka, mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 2008. 

Bandara Seokarno-Hatta menjadi lokasi awal keberangkatan kami. Sempat terbayang tatanan lanskap bandar udara internasional tersebut yang pernah dilakukan sayembara terhadapnya, salah satu rekan kami bahkan pernah turut serta mengikuti sayembara ini. Pesawat bersiap-siap untuk lepas landas, terlihat beberapa pesawat lain melintas, salah satunya adalah Korean Air (aigoo..bring me into that plane >o<). 

Perjalanan di dalam pesawat menuju bandara Supadio di Pontianak kami tempuh sekitar 1,5 jam. Lanskap Sungai Kapuas terlihat jelas dari atas udara, dengan daerah hulunya lebih banyak dipenuhi vegetasi, sedangkan daerah hilir telah dipenuhi oleh area pemukiman yang menyebabkan kondisi sungai yang berbeda di antara keduanya. Kesan pertama ketika seseorang pertama kali tiba di sebuah bandara di daerah lain akan mencerminkan kondisi kawasan tersebut secara keseluruhan. Ya, kesan pertama saya ketika memasuki bandara ini adalah gerah, panas, dan terlihat kurang teratur untuk arus keluar pengunjungnya. Terbukti, kota Pontianak adalah kota dengan suhu dan kelembaban udara tertinggi yang pernah saya rasakan. Luasan bandara ini masih dapat tidak begitu besar, sehingga membutuhkan perencanaan baru terhadap kawasan tersebut guna menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna jasa penerbangan. Ternyata mereka sendiri telah memiliki master plan yang terpampang untuk desain baru bagi bandara ini.  

Master plan Bandara Supadio

 Suasana di luar ruangan bandara

 Sclupture bercirikan ukiran Kalimantan

Rumah makan dengan atap ciri khas Kalimantan

All photos were taken with LG Cookie Fresh GS290 mobile phone and edited by Widyastuti Utami on November 19th, 2011
Cute Line Smiley Cute Line Smiley Cute Line Smiley