Ketika disebutkan sebuah kata bernama 'ginseng', hal pertama yang terbesit di dalam pikiran saya adalah negeri yang turut mempopulerkannya yaitu Korea. Belum pernah terpikirkan sebelumnya akan melihat langsung tanaman ini dengan mudah tumbuh di lingkungan sekitar rumah. Pemikiran yang salah tersebut telah dibuktikan ketika berlangsungnya kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di daerah Tegal, tepatnya di Desa Kalisalak, Kecamatan Margasari yang baru saja usai. Hanya saja, berbeda dengan ginseng yang biasa tumbuh di Korea, salah satu jenis tanaman perkebunan yang saya lihat tersebut memiliki jenis yang berbeda. Ginseng ini bernama ginseng jawa.
source : Prota
source : Sarawakianaii
Tanaman yang satu ini memiliki nama latin Talinum paniculatum Jacq Gaertn. Saat itu saya bersama dengan rekan-rekan kelompok KKP berkesempatan untuk berkunjung ke rumah salah seorang petani dan peternak sapi yang akan bekerjasama sekaligus membantu kami untuk melakukan kegiatan pembuatan kompos sebagai salah satu program utama kegiatan kami di Desa Kalisalak. Berhubung tidak banyak yang saya tahu mengenai hama dan tanaman perkebunan yang kebetulan tengah didiskusikan, saya pun lebih tertarik untuk melihat-lihat pekarangan pribadi di belakang halaman rumahnya yang dikelola oleh sang istri.
Satu hal yang membuat saya tertarik adalah tanaman ginsengnya yang pada awal pemikiran saya saat itu hanyalah sebagai sebuah tanaman hias biasa. Wanita yang berasal dari Semarang tersebut pun menjelaskan bahwa ia biasa menggunakan daun tanaman ginseng dari pekarangan rumahnya sebagai bahan penambah masakan untuk mie. Selain itu, ginseng jawa juga berfungsi sebagi obat untuk penyakit liver dan ginjal. Uniknya, tanaman itu justru tumbuh dengan lebat pada lantai pekarangannya yang beralaskan semen. Ketika beliau mencoba menanamnya di dalam pot bermedia tanah, tanaman tersebut cenderung layu dan tidak tumbuh lebat.
Setelah melihat potensi yang dimiliki oleh ginseng jawa, menurut saya tanaman ini dapat dengan baik menjadi salah satu elemen tanaman yang dapat dibudidayakan dan dikembangkan di dalam pekarangan rumah. Tidak hanya fungsi produksi untuk pangan dan obat-obatan saja yang dapat diperoleh, melainkan sekaligus dapat berfungsi sebagai tanaman estetik atau hias.
Source :
http://database.prota.org/dbtw-wpd/exec/dbtwpub.dll?AC=QBE_QUERY&BU=http://database.prota.org/search.htm&TN=PROTAB~1&QB0=AND&QF0=Species+Code&QI0=Talinum+paniculatum&RF=Webdisplay
http://sarawakianaii.blogspot.com/2011/04/talinum-tu-ren-shen.html
No comments:
Post a Comment