background

Friday, June 3, 2011

Keterkaitan Hubungan Kerjasama Budaya, Pariwisata, dan Pendidikan Indonesia-Korea Selatan Seiring Globalisasi

Kecenderungan masyarakat yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini, tidak terlepas dari suatu proses yang dinamakan globalisasi. Proses ini mengantarkan manusia kepada kehidupan yang memiliki prinsip kesalingtergantungan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Lingkup yang mewadahi nilai ini pun tidak lagi dari dalam sebuah negara yang terdiri dari masyarakat tertentu di bawah satu sistem pemerintahan yang sama, melainkan sebuah proses kehidupan yang melibatkan masyarakat dengan segala aktivitasnya di negara lain sebagai upaya pemenuhan dan penunjang kebutuhan segala sesuatu yang diperlukan bangsa guna tercapainya kemajuan sistem kehidupan mereka. Salah satu contoh aplikasi nyata yang mampu menggambarkan proses ini adalah hubungan kerjasama antara dua negara di berbagai sektor. Indonesia dalam proses pembangunannya, tentu tidak terlepas dari kegiatan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak asing. Hal ini dilakukan guna meningkatkan produktivitas kerja serta kualitas produk pembangunan untuk mencapai tujuan yang maksimum. Negara menyadari bahwa tidak seluruh kebutuhan hidup dapat diperolehnya secara mandiri. Persoalan ini dikarenakan masing-masing negara memiliki kemampuan dan kepemilikan sumber daya alam dan manusia yang berbeda-beda. Melalui kerjasama, diharapkan kedua negara mampu memenuhi prinsip saling memenuhi untuk mencapai tujuan bersama.
            Hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Korea Selatan di berbagai sektor kebutuhan hidup merupakan salah satu contoh dari proses globalisasi. Pada tahun 1966, ditandatanganilah sebuah persetujuan pembukaan hubungan diplomatik kenegaraan tingkat konsuler antar kedua negara. Adapun pada bulan September 1973, hubungan keduanya meningkat menjadi hubungan diplomatik penuh. Peristiwa tersebut kemudian menjadi awal dimulainya kerjasama antara Indonesia dengan Korea Selatan yang semakin meningkat hingga saat ini.    
Satu hal yang cukup menarik dari hubungan kerjasama antara kedua negara ini adalah faktor pendekatan kolaborasi dan pertukaran nilai budaya yang semakin mendorong kedua negara untuk lebih mengembangkan kerjasama pembangunan mereka. Aspek budaya tersebut seakan menjadi nilai penting yang sesungguhnya kurang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan negara apabila dibandingkan dengan aspek lain seperti ekonomi, politik, dan pertahanan yang lebih dibutuhkan untuk kepentingan masyarakat. Pengaruh nilai budaya sepertinya lebih mudah untuk digunakan sebagai media terbaik dari upaya pendekatan secara ‘lunak’ terhadap masyarakat luas. Hal ini pun kemudian dianggap menjadi titik awal hubungan persahabatan yang berujung kepada hubungan kerjasama bilateral. Adapun kerjasama budaya banyak dilakukan melalui kegiatan exchange student yang mengusung tema pertukaran budaya. Pada kegiatan ini, baik pelajar Indonesia yang berkunjung ke Korea Selatan maupun sebaliknya, masing-masing saling mempresentasikan kebudayaan mereka mulai dari pakaian, makanan, seni, hingga kerajinan tangan tradisional. Biasanya kesempatan tersebut berasal dari program kerja perguruan tinggi yang memiliki fakultas bahasa dan budaya. Adapun festival kolaborasi budaya kedua negara dapat menjadi salah satu alternatif misi pengenalan budaya kedua belah pihak. Di Indonesia sendiri, eksistensi serta perkembangan kebudayaan Korea Selatan kian meningkat seiring dengan perkembangan serial drama Korea yang mampu mempengaruhi antusiasme masyarakat terhadap kehadirannya tersebut.
Pengaruh keberhasilan misi pertukaran budaya, tanpa disadari telah mampu mempengaruhi sektor kebutuhan lain. Pariwisata luar negeri ternyata telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sebagian masyarakat lokal yang tertarik terhadap keindahan dan keunikan alam maupun kehidupan perkotaan yang berada di belahan dunia lain. Hal ini pun muncul dari pengetahuan mereka mengenai informasi perkembangan kebudayaan serta kehidupan negara terkait yang mulai digemari. Seperti biasa, serial drama Korea seakan telah menjadi media tepat bagi masyarakat Indonesia sebagai sarana promosi pariwisata negeri ginseng tersebut secara tidak langsung. Tidak hanya pariwisata Korea Selatan yang menjadi perhatian masyarakat lokal. Sebaliknya, sebagian masyarakat negara tersebut pun boleh mulai tertarik terhadap potensi wisata yang berada di Indonesia. Sebagai buktinya, melalui "Surabaya Tourism Promotion Board/STPB" dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya, Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan, seiring partisipasinya dalam Busan Sister (Friendship) Cities Art Exchange Symposium di International Room Busan "Culture Center", Korea Selatan. Pada acara tersebut, diperkenalkanlah potensi wisata yang berada di Surabaya, termasuk Jawa Timur sendiri.
Tercapainya keberlangsungan dari sebuah kerjasama antara dua negara, tentu tidak terlepas dari modal informasi dan pengetahuan yang bersumber dari dunia pendidikan. Hadirnya program studi bahasa Korea di UNJ, UGM, dan UI tampaknya telah cukup mampu mendukung perkembangan dari kerjasama kedua negara di berbagai bidang, termasuk kebudayaan dan pariwisatanya. Di Korea Selatan pun ternyata telah berdiri Department of Indonesian—Malay di Hankuk University of Foreign Studies yang telah berdiri sejak Oktober 1963. Hal ini membuktikan, tingginya perhatian kedua negara terhadap pentingnya kebutuhan dalam menjalin hubungan bilateral.

No comments:

Post a Comment

Cute Line Smiley Cute Line Smiley Cute Line Smiley